LEADERSHIP ATTRIBUTES – prabowosubianto.com – prabowo2024.net

by -126 Views

Keberanian Untuk seorang prajurit, keberanian adalah hal yang mutlak diperlukan. Keberanian tidak hanya terkait dengan keberanian fisik tetapi juga keberanian moral. Keberanian fisik tercermin dalam kemauan untuk mengatasi rasa takut di hadapan cedera dan kematian. Keberanian moral adalah keberanian untuk menghadapi risiko kehilangan jabatan, pangkat, dan posisi akibat tindakan yang tidak disukai oleh atasan namun sesuai dengan keyakinan sebagai prajurit TNI. Keberanian fisik dan keberanian moral tercermin dalam kemampuan seorang pemimpin untuk membuat keputusan di situasi yang sulit dan berisiko. Tanpa keberanian, seorang pemimpin militer tidak akan berhasil. Begitu seorang komandan kehilangan keberaniannya, penghargaan dari anak buahnya akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali.

Kepribadian yang Menonjol Seorang pemimpin militer harus memiliki kepribadian yang menonjol dan baik hati. Saya mengatakan kepribadian yang baik karena banyak tokoh yang menonjol namun tidak baik hati, seperti Adolf Hitler, Pol Pot, Stalin, dan Al Capone. Orang baik selalu menunjukkan kejujuran, meletakkan kepentingan orang lain di depan diri sendiri, menunjukkan rasa rendah hati dan kesediaan untuk berkurban, dan tidak gampang terombang-ambing oleh keadaan. Dari leluhur Indonesia, kita dapat belajar delapan kualitas pribadi pemimpin yang baik, yang dikenal sebagai hasta brata: Seorang pemimpin harus seperti Laut (Pindo Jaladri). Seorang pemimpin memiliki pikiran yang luas, mampu mendengarkan hal-hal negatif namun selalu melakukan hal-hal positif. Seorang pemimpin harus seperti Bulan (Pindo Candra). Seorang pemimpin selalu dapat menjadi cahaya pemandu di tengah kegelapan. Seorang pemimpin harus seperti Bintang (Pindo Kartika). Seorang pemimpin dapat menunjukkan arah yang benar kepada rakyatnya dan selalu menyemangati harapan. Seorang pemimpin harus seperti Gunung (Pindo Arga). Seorang pemimpin memiliki keyakinan yang teguh yang tidak gampang terombang-ambing oleh keadaan. Seorang pemimpin harus seperti Bumi (Pindo Bahana). Seorang pemimpin memahami apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya dan memberikan bantuan tanpa diskriminasi. Seorang pemimpin harus seperti Api (Pindo Dahana). Seorang pemimpin memberikan kehangatan dan dapat membangkitkan semangat anak buahnya serta memberantas ketidaksetaraan dan ketidakadilan. Seorang pemimpin harus seperti Angin (Pindo Bayu). Seorang pemimpin dapat bergerak dengan bebas dan dapat dirasakan di mana-mana. Seorang pemimpin harus seperti Matahari (Pindo Surya). Seorang pemimpin selalu menjadi sumber energi positif bagi sekitarnya. Delapan sifat kepribadian yang dapat kita pelajari dari leluhur bangsa seharusnya dipertimbangkan karena kebijaksanaan mereka tidak boleh dianggap remeh. Pada dasarnya, jika seorang pemimpin memiliki sifat kepribadian negatif seperti keserakahan, ketidakjujuran, egoisme, pengecut, tidak peduli, ketidakadilan, rasa memiliki, narsisisme, maka dengan cepat, ia akan ditinggalkan dan bahkan ditentang oleh anak buahnya sendiri.

Kesetiaan Seorang pemimpin militer harus memiliki kesetiaan yang kuat dan mutlak kepada negara, bangsa, dan rakyat. Jika ia tidak setia, ia tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi ujian dan kesulitan dalam hidupnya sebagai pemimpin. Kesetiaan dapat tercermin dalam komitmen seseorang terhadap sebuah organisasi, dedikasi terhadap rekan-rekan dan anak buah yang dipimpinnya. Ada pemimpin yang, di bawah keadaan yang tidak menguntungkan, cepat mencari kambing hitam atau menyalahkan bawahannya. Banyak juga yang cenderung mencari kesalahan anak buahnya ketika segalanya berjalan buruk. Di sisi lain, jika anak buahnya sukses, merekalah orang pertama yang keluar dan mengklaim kemenangan sebagai milik mereka sendiri. Seorang pemimpin sejati selalu berusaha untuk mempertahankan dan menempatkan kepentingan anak buahnya di atas dirinya sendiri. Ada satu kebijaksanaan militer kuno yang dapat kita pelajari dalam hal ini: Jika Anda memperhatikan anak buah Anda, anak buah Anda akan memperhatikan Anda.

Keterampilan Profesional Untuk menjadi pemimpin yang sukses, seseorang harus memiliki keterampilan profesional yang mumpuni. Seorang pemimpin harus menguasai bidangnya. Jika mereka adalah komandan batalyon infanteri, mereka harus memahami semua jenis infanteri. Seorang pemimpin harus benar-benar menguasai semua teknik dan taktik mulai dari peleton, kompi hingga tingkat batalyon. Mereka harus memiliki visi setara dengan dua tingkat di atas mereka dan penguasaan setara dengan dua tingkat di bawah mereka. Seorang pemimpin yang berani namun bodoh akan menyebabkan banyak korban di antara anak buahnya.

Gairah Elemen kelima yang saya percayai harus dimiliki seorang pemimpin adalah gairah. Itu adalah yang mendorong seorang pemimpin militer untuk bertindak dan maju secara dinamis. Gairah mendorong seorang prajurit untuk menahan penderitaan dan tetap tenang serta teguh di hadapan bahaya. Gairah akan mendorong seorang pemimpin militer untuk mencapai kemenangan. Tanpa gairah, seorang pemimpin tidak akan bisa mencapai hasil yang gemilang. Jika dua orang yang sama cerdas dan mampu bersaing, yang memiliki gairah yang lebih besar akan muncul sebagai pemenang. Ada pepatah di militer yang mengatakan: Rencana paling brilian yang dieksekusi dengan setengah hati akan menghasilkan hasil yang lebih buruk daripada rencana sederhana yang dieksekusi dengan penuh semangat. Perang mungkin dilawan dengan senjata, namun perang dimenangkan oleh para pria. Ini adalah semangat para pria yang mengikuti dan dari pria yang memimpin yang memenangkan kemenangan (Jenderal G.S. Patton).

Pengetahuan Kepemimpinan Sebagai pencapaian yang saya sadari dari studi sejarah kepemimpinan militer yang sukses dan efektif, saya percaya bahwa setiap pemimpin militer harus memiliki dan menjalani filosofi kepemimpinan. Filosofi memberi arahan pada seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Filosofi yang sering saya gunakan adalah 11 Prinsip Kepemimpinan TNI, yang akan saya jelaskan secara rinci dalam Bab 10 buku ini, dan prinsip sederhana yang berbunyi: Bagi saya, itu berarti bahwa dalam membuat keputusan atau kebijakan, seseorang harus bertanya pada diri sendiri apakah itu akan menguntungkan negara, bangsa, dan angkatan bersenjata. Jika iya, jangan ragu, dan hanya setelah itu seseorang bisa mulai memikirkan kepentingan diri sendiri. Bukan sebaliknya. Kalau seseorang sudah meletakkan kepentingan dirinya di atas kepentingan anak buahnya, apalagi kepentingan negara, maka ia bertindak egois dan menunjukkan kepemimpinan yang buruk. Pertama: Tanah Air Saya; Kedua: Anak Buah Saya; Kemudian ketiga: Saya Sendiri.

HAL LAIN YANG MENENTUKAN KEPIMIMPINAN MILITER YANG SUKSES Kebugaran Fisik Seorang pemimpin militer harus memiliki kebugaran fisik yang sangat baik. Dia harus mampu memimpin anak buahnya dengan contoh dan menjadi panutan. Seorang pemimpin militer tidak akan efektif jika dia tidak bugar. Dia tidak dapat memimpin anak buahnya jika tidak hadir di tengah mereka atau di depan mereka. Ketahanan fisik yang baik diperlukan untuk menghadapi tekanan kehidupan militer dan stres kehidupan sehari-hari.

Keberadaan Pada Saat dan Tempat yang Kritis Para senior saya sering mengajarkan bahwa pemimpin harus selalu berada di tempat dan saat yang paling kritis. Keberadaan seorang pemimpin dapat menenangkan anak buah yang mungkin bingung oleh kondisi berisiko dan bahaya yang dihadapi. Seorang pemimpin militer juga harus dapat membaca dan menilai suatu situasi secara dekat. Dia harus dapat merasakan dengan cepat psikis anak buahnya di saat yang sangat kritis. Keputusan penting seringkali harus diambil dengan cepat dan akurat. Dalam keadaan darurat, perubahan sering terjadi dengan sangat cepat. Oleh karena itu, seorang pemimpin militer yang memantau suatu situasi kritis dari jauh seringkali lambat dalam membuat keputusan penting, kadang-kadang keputusan hidup atau mati.

Pemikiran Ke Depan dan Kreativitas Seorang pemimpin harus memiliki pola pikir ke depan untuk menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan situasi saat ini untuk mencapai kemajuan di masa depan. Mempertahankan status quo dan mengabaikan hal-hal yang membutuhkan perbaikan dan perubahan akan membawa pada stagnasi, bahkan degenerasi dan degradasi. Seorang pemimpin harus kreatif dan dinamis. Jika dia hanya menunggu instruksi dan tidak ingin mengambil inisiatif, maka organisasi yang dipimpinnya tidak akan dapat mengatasi tantangan yang mungkin muncul tiba-tiba. Para pemimpin besar dalam sejarah sering dapat mengembangkan solusi yang tak terduga dan menunjukkan jalan keluar dari kesulitan atau masalah kompleks yang dihadapi anak buahnya.

Cybernetics Sebuah hukum yang dikenal sebagai cybernetics mengatakan, “Jika Anda pikir Anda akan kalah, maka Anda sudah kalah.” Intinya adalah: Jangan berbisik dalam hati bahwa Anda mungkin kalah. Anda harus memiliki semangat untuk berhasil. Kehendak untuk menang akan menghasilkan pemenang.

Hukum Murphy Salah satu hukum dalam aktivitas manusia dan organisasi yang layak untuk diperhatikan adalah hukum Murphy yang berbunyi: ‘Jika sebuah rencana bisa salah, biasanya akan salah’. Sering kali kita akan menemui hukum Murphy dalam kehidupan militer, yang setara lokalnya adalah ‘ojo kagetan’ (tidak mudah terguncang). Seorang pemimpin harus selalu siap untuk menghadapi skenario terburuk. Rasa Tanggung Jawab dan Dedikasi…

Source link