Kerugian akibat peretasan dan penipuan di dunia kripto melonjak drastis pada bulan April 2025. Pencurian Bitcoin senilai hampir USD 331 juta atau setara Rp5,4 triliun menjadi salah satu insiden besar yang mendorong lonjakan ini. Menurut laporan dari perusahaan keamanan blockchain CertiK, total kerugian yang tercatat sepanjang bulan April mencapai USD 364 juta atau setara Rp 6,04 triliun, naik lebih dari 1.100% dibandingkan bulan sebelumnya.
Pemicu utama lonjakan kerugian ini adalah peretasan terhadap seorang lansia asal Amerika Serikat yang kehilangan 3.520 Bitcoin dengan nilai sekitar USD 330,7 juta. Pelaku berhasil menguasai dompet korban dengan menggunakan teknik rekayasa sosial yang canggih. Peretasan ini merupakan peretasan terbesar kelima dalam sejarah kripto. Jika insiden ini tidak dimasukkan dalam perhitungan, total kerugian kripto di bulan April sebenarnya adalah USD 34 juta, masih lebih tinggi 21% dibandingkan bulan sebelumnya.
CertiK menjelaskan bahwa penipuan phishing dan rekayasa sosial menjadi penyebab utama dari besarnya kerugian pada bulan April. Selain itu, peretasan yang mengeksploitasi kelemahan dalam sistem kontrol akses dan manipulasi harga token yang digunakan dalam serangan terhadap platform DeFi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap kerugian. Keempat metode ini adalah jenis serangan yang paling merugikan secara nilai selama bulan April.