Ford sedang mengembangkan terobosan dalam kimia baterai untuk mobil listrik masa depannya. Tim insinyur kendaraan listrik utama Ford telah berhasil mengembangkan sel lithium manganese rich (LMR) di pusat penelitian dan pengembangan baterai Ion Park di Romulus, Michigan. LMR diklaim memiliki keunggulan dibandingkan bahan kimia nikel dalam hal keamanan, stabilitas, dan kepadatan energi yang lebih tinggi, yang berarti mobil listrik Ford dapat memiliki jarak tempuh yang lebih jauh dengan biaya yang lebih rendah.
Dengan kemajuan ini, Ford berusaha mencapai “keseimbangan biaya yang sebenarnya” dengan kendaraan bertenaga gas. Sel LMR juga dianggap sebagai langkah maju dari baterai nikel-mangan-kobalt (NMC) dan lithium-besi-fosfat (LFP) yang pernah digunakan oleh Ford sebelumnya. Penerapan sel LMR diharapkan dapat memberikan energi yang lebih baik dan biaya produksi yang lebih efisien.
Meskipun sel LMR telah ditemukan sejak 30 tahun yang lalu, commercialisasi belum terjadi karena masalah tegangan yang menghilang dari waktu ke waktu dan kehilangan kapasitas yang signifikan. Namun, Ford telah berhasil memproduksi sel LMR pada jalur percontohan, menunjukkan kemungkinan penyelesaian masalah ini.
Sementara tidak banyak detail yang tersedia tentang proyek ini, Ford sedang fokus pada pengembangan model mobil listrik baru seperti SUV kompak, truk, dan versi kendaraan listrik jarak jauh (EREV) untuk SUV, crossover, dan pikap Super Duty. Selain itu, baterai LFP dan NMC dipakai pada model Ford saat ini, dengan peningkatan ke teknologi baterai yang lebih efisien diharapkan meningkatkan daya saing Ford di pasar mobil listrik. Ford juga sedang mengerjakan berbagai jenis kendaraan listrik termasuk hibrida, PHEV, EREV, dan BEV, menggunakan baterai LMR untuk mendukung kehadiran elektrifikasi dalam jajaran kendaraan mereka.