Perceraian dapat memiliki dampak besar pada perkembangan anak, terutama dalam hal kesehatan mental. Anak-anak sering mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa kondisi keluarga mereka telah berubah. Proses penyesuaian tidaklah mudah bagi mereka karena mereka harus menghadapi fakta bahwa orang tua mereka bercerai, bahkan terkadang dipaksa untuk memilih dengan siapa mereka akan tinggal. Situasi ini dapat menyebabkan tekanan pada kemampuan berpikir anak-anak dan membuat mereka merasa bingung dan stres secara berkelanjutan.
Kehadiran orang tua sebagai figur utama yang membangun hubungan emosional yang kuat dengan anak sangat penting dalam membantu anak memahami dan menerima perubahan dalam keluarga mereka. Untuk itu, ada beberapa tips yang dapat diikuti oleh orang tua dalam membantu anak mengatasi dampak perceraian orang tua. Pertama, tetaplah kompak dalam mengasuh anak meskipun hidup terpisah. Kedua, berikan dukungan emosional yang konsisten kepada anak agar mereka merasa diterima dan didukung dalam kondisi apapun. Ketiga, jangan membuat anak sebagai beban masalah, selesaikan konflik rumah tangga dengan bijak tanpa melibatkan anak. Keempat, pertahankan rutinitas harian yang stabil untuk memberikan rasa aman kepada anak di tengah perubahan keluarga.
Terapi atau konseling juga bisa menjadi pilihan yang baik sejak dini, tidak perlu menunggu tanda-tanda gangguan psikologis muncul. Konseling dapat membantu anak mengekspresikan perasaannya dan membangun kembali kekuatan emosional. Selain itu, hindari menjelekkan mantan pasangan di depan anak, berikan afirmasi positif bahwa cinta dan perhatian orang tua tetap utuh untuk anak meskipun tidak lagi bersama. Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan orang tua dapat membantu anak menghadapi dampak perceraian orang tua dengan lebih baik dan lebih bermanfaat bagi perkembangan mental dan emosional anak-anak.