Ketidakpastian Tarif dan Harga Kripto: Apa yang Perlu Anda Ketahui

by -8 Views

Harga Bitcoin (BTC) kembali menguat ke kisaran USD 85.000 pada awal pekan ini di tengah tarik ulur keputusan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pemerintahan Trump pada Jumat, 12 April 2025 mengumumkan barang elektronik seperti smartphone dan laptop sementara tidak dikenakan tarif impor 145% untuk produk asal China. Ini memberi angin segar bagi perusahaan teknologi AS seperti Apple, yang sebagian besar produksinya berbasis di China, termasuk juga mendorong pergerakan aset kripto. Namun, keesokan harinya Trump menyatakan tarif tetap akan diberlakukan, meskipun kemungkinan lebih rendah dan bersifat “spesial.” Pengecualian ini bersifat sementara, karena pemerintah tengah menyiapkan kebijakan tarif baru yang lebih spesifik, terutama untuk industri semikonduktor.

Financial Expert Ajaib, Panji Yudha menyatakan bahwa pemulihan harga Bitcoin tersebut merupakan respons terhadap kebijakan tarif dan juga cermin dari daya tahan pasar kripto yang mulai terbentuk di tengah ketidakpastian global. Data inflasi AS terbaru menunjukkan kejutan positif, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) hanya naik 2,4% YoY pada Maret, di bawah ekspektasi 2,8% dan menjadi laju terendah sejak September lalu. Indeks Harga Produsen (PPI) juga turun 0,4%, penurunan bulanan terbesar sejak Oktober 2023, menunjukkan tekanan harga dari sisi hulu mulai mereda. Meskipun ada pemulihan harga BTC dalam beberapa hari terakhir akibat penurunan inflasi, risiko dari efek lanjutan tarif dan sikap The Fed yang masih hawkish tetap menjadi sumber tekanan bagi pasar. Risalah pertemuan The Fed pada Maret juga mencerminkan kekhawatiran terhadap inflasi yang bisa kembali meningkat, terutama jika tarif Trump mendorong naiknya biaya impor.

Source link