PBB Menyatakan Israel Sebagai Penyebab Badai Penderitaan di Gaza

by -337 Views

PBB Sebut Israel Memicu Badai Penderitaan di Gaza

jpnn.com – Koordinator Senior Kemanusiaan dan Rekonstruksi PBB untuk Gaza Sigrid Kaag menyatakan bahwa serangan Israel di daerah kantong Palestina itu telah memicu badai penderitaan manusia.

“Warga sipil Palestina di Gaza telah terjerumus ke dalam jurang penderitaan. Rumah mereka hancur, kehidupan mereka berubah,” kata Sigrid Kaag kepada Dewan Keamanan PBB, Selasa (2/7).

Kaag melaporkan bahwa sistem kesehatan publik di Gaza telah runtuh, dengan hancurnya sekolah-sekolah dan sistem pendidikan, hingga menimbulkan ancaman serius bagi generasi mendatang.

Ia memperingatkan tentang suhu udara yang melonjak ketika musim panas dan krisis layanan dasar seperti pengelolaan limbah, fasilitas sanitasi dan pasokan air, serta momok wabah penyakit menular.

“Sebanyak 1,9 juta orang kini mengungsi di seluruh Gaza,” kata Kaag.

Dia pun mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait perintah evakuasi terbaru di Khan Younis, dengan menyebut bahwa di Gaza, tidak ada tempat yang aman.

Kaag juga menggarisbawahi penurunan signifikan jumlah bantuan yang masuk dan didistribusikan di seluruh Gaza setelah serangan Israel terhadap Rafah dan penutupan perbatasan Rafah.

Memperhatikan bahwa bantuan kemanusiaan akan dibutuhkan selama bertahun-tahun, Kaag mengatakan bahwa fokus juga harus diarahkan pada proses rekonstruksi dan pemulihan di Gaza, tanpa penundaan. (ant/dil/jpnn)

Sistem kesehatan publik di Gaza telah runtuh, dengan hancurnya sekolah-sekolah dan sistem pendidikan, hingga menimbulkan ancaman serius bagi generasi mendatang

Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Facebook Twitter WhatsApp ReddIt Telegram

Kamis, 04 Juli 2024 – 02:22 WIB

Warga Gaza berkerumun di sekitar jenazah korban serangan balasan Israel, Kamis (12/10/2023). Hingga kemarin, otoritas setempat mencatat lebih dari 1.200 jiwa telah tewas empat hari operasi pengeboman tersebut. Foto: MOHAMMED ABED / AFP