Enabling Key Goals: Halting Resource Outflow and Amplifying Domestic Production

by -54 Views

Oleh: Prabowo Subianto [dikutip dari buku “Strategi Transformasi Nasional: Menuju Indonesia Emas 2045,” halaman 207-209, edisi softcover keempat]

Nasib bangsa kita ada di tangan kita sendiri. Jika kita tidak mengambil langkah berani untuk memperbaiki situasi kita, keadaan negara kita hanya akan semakin buruk. Oleh karena itu, dalam buku ini, saya menjabarkan tanggung jawab kolektif kita.

Pertama dan terutama, kita harus menjaga kekayaan nasional. Kita perlu menghentikan aliran kekayaan nasional ke luar negeri sehingga kita memiliki dana untuk membangun pabrik dan meningkatkan produksi nasional. Jika kita membiarkan kekayaan kita terus mengalir keluar, pada akhirnya kita akan kehabisan sumber daya untuk memperbaiki apapun.

Kita seharusnya memiliki pabrik mobil Indonesia sendiri. Mengingat kita memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, mengapa tidak memproduksi mobil listrik? Orang Indonesia membeli satu juta mobil setiap tahun. Bukankah sudah saatnya beberapa di antaranya dibuat di Indonesia?

Kita juga memerlukan pabrik sepeda motor Indonesia, produksi pesawat sendiri, dan perkuat PTDI (Industri Dirgantara Indonesia). Produksi kereta api kita harus diperkuat, begitu pula industri pembangunan kapal kita. Dengan mempromosikan produksi domestik, pemuda Indonesia akan memiliki kesempatan kerja yang berwibawa dan terhormat. Kita tidak ingin anak-anak kita menjadi buruh selamanya.

Inilah inti dari strategi ekonomi yang disajikan dalam buku ini: Meningkatkan produksi dan produktivitas nasional. Produksi nasional berarti barang untuk pasar Indonesia dibuat oleh orang Indonesia, di Indonesia, menggunakan bahan-bahan Indonesia. Jika pasar lain ingin membeli, itu adalah bonus. Saya juga ingin kita mengekspor barang-barang buatan Indonesia ke luar negeri.

Jika produksi kita kuat, jika kita meminimalkan impor dan menciptakan barang-barang bernilai ekonomi, terutama dalam makanan, pakaian, kebutuhan pokok, dan energi, itu adalah nilai yang nyata, bukan? Mata uang kita akan kuat secara alami. Orang akan mencari dan membeli rupiah. Kekuatan mata uang mencerminkan produktivitas sebuah negara. Jika produktivitas kita kuat, mata uang kita akan stabil.

Melihat periode dari tahun 2003-2013, mata uang kita relatif stabil selama satu dekade. Mengapa? Karena ekspor kita kuat. Namun, ekspor tersebut bergantung pada bahan baku dan komoditas. Sayangnya, selama sepuluh tahun menguntungkan tersebut, kita tidak beralih untuk memperkuat produksi atau menambah nilai melalui pengolahan.

Namun, saya tetap sangat optimis. Kita memiliki kekuatan dasar dan kemampuan yang melekat. Yang kita butuhkan hanyalah manajemen yang cepat dan cerdas. Indonesia telah menyia-nyiakan terlalu banyak kesempatan. Dengan strategi nasional yang tepat, saya yakin Indonesia dapat membangun kekuatan industri yang dihormati. Kita akan memiliki produk industri yang dihormati. Dan pada akhirnya, rupiah kita akan kuat.

Source link