Kepemimpinan Letnan Jenderal TNI Purn Sarwo Edhie Wibowo

by -367 Views

Artikel ini ditulis oleh Prabowo Subianto yang diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto.

Saya pertama kali mengenal Jenderal Sarwo Edhie saat saya masih menjadi Taruna. Saat itu beliau belum menjabat sebagai Gubernur di AKABRI, sekarang AKMIL, namun namanya sudah sangat terkenal.

Pak Sarwo Edhie juga dekat dengan orang tua saya. Sebelum saya secara resmi menjadi anak buahnya, saya sudah mendengar banyak cerita tentang beliau dari orang tua saya. Bagaimana beliau memimpin RPKAD pada saat-saat kritis Oktober 1965.

Sosok beliau sangat karismatik. Beliau gagah, tampan, selalu rapi berpakaian. Ia juga dikenal sebagai sosok yang memimpin operasi dari depan. Sebagai komandan RPKAD, ia masih terjun ke lapangan sehingga beliau juga menjadi idola para mahasiswa, anak muda, dan idola bagi kami perwira-perwira dan taruna-taruna muda.

Sebagai orang tua saya di AKABRI, beliau sering menceritakan pengalaman-pengalaman beliau. Beliau menanamkan semangat kepada kami untuk tidak menyerah dan semangat patriotisme. Beliau juga pernah membuat buku dengan judul “Hidupku Adalah Untuk Negara dan Bangsa.” Nilai-nilai itu ditanamkan kepada kami sebagai Taruna AKABRI. Suasana patriotisme dengan nilai-nilai cinta tanah air, bangga terhadap warisan nenek moyang, itulah yang ditanamkan oleh Pak Sarwo kepada kami.

Saat beliau berhenti dari dinas aktif, beliau sempat menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Korea Selatan dan Ketua BP7. Beliau tetap mempertahankan sikapnya sebagai seorang prajurit.

Sebagai prajurit yang terkenal jujur, pada saat meninggal beliau tidak memiliki banyak harta. Dalam perjalanan hidup beliau, beliau menikahkan tiga putrinya kepada tiga lulusan Akademi Militer. Yang pertama dengan Kolonel Infanteri Hadi Utomo, lulusan tahun 70. Yang kedua dengan Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono, lulusan tahun 73, yang kemudian menjadi Presiden RI. Yang ketiga dengan Letnan Jenderal TNI Erwin Sudjono, yang kemudian menjadi Panglima Kostrad. Saya juga mengenal ketiga perwira tersebut.

Source link