Letnan Jenderal KKO (Purn) Ali Sadikin

by -61 Views

Letnan Jendral KKO (Purn.) Ali Sadikin adalah sosok yang sangat terkemuka di TNI pada zamannya. Beliau adalah tokoh Marinir dan tokoh Angkatan Laut Indonesia yang menonjol saat pasukan Marinir Indonesia masih dikenal dengan nama Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL).

Pak Ali Sadikin terkenal sebagai seorang perwira pertempuran yang sangat berani dan karismatik. Namanya dikenal di seluruh negeri saat beliau menjadi komandan batalyon dengan pangkat kapten pada usia muda 26 tahun.

Pak Ali Sadikin terlibat dalam pendaratan KKO di Minahasa, Sulawesi Utara dalam operasi penumpasan Permesta. Di sana, pasukan KKO melakukan pendaratan amfibi di luar Kota Manado. Kemudian batalyon yang dipimpin Ali Sadikin berhasil menjadi pelopor dalam perebutan Kota Manado dari pihak Permesta. Waktu itu sekitar sama dengan operasi RPKAD yang merebut lapangan terbang Mapanget, yang sekarang bernama Bandara Sam Ratulangi.

Setelah Kota Manado berhasil direbut, gerakan selanjutnya adalah menuju dan merebut kedudukan Permesta di Minahasa. Untuk masuk ke Minahasa dari Kota Manado, pasukan TNI harus naik ke sebuah ketinggian. Jalan satu-satunya menuju Minahasa tengah melalui Kinilow. Di Kinilow, terdapat jalan berbentuk S yang terkenal, di kaki Gunung Lokon. Di sinilah pasukan TNI berusaha terobos pertahanan Permesta namun tidak berhasil. Setelah banyak upaya gagal, pasukan Ali Sadikin berhasil menyerang dari belakang dan berhasil merebut Kinilow sehingga pasukan TNI seluruhnya dapat maju merebut Tomohon dan kedudukan Permesta.

Atas prestasinya, Ali Sadikin dinaikkan pangkat menjadi mayor. Beliau menjadi Brigadir Jenderal KKO termuda pada saat itu, yang dikenal sebagai ‘the boy general’, menjadi Jenderal KKO di usia 35 tahun.

Prestasinya membuat Ali Sadikin menjadi salah satu favoritnya Bung Karno. Selama karirnya, ia pernah menjabat sebagai komandan KKO, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut, Menteri Koordinator Kompartemen Maritim, dan Gubernur DKI.

Saya berkenalan dengan Pak Ali Sadikin saat beliau menjabat sebagai Gubernur DKI. Bapak saya, Profesor Soemitro, waktu itu ada di kabinet Pak Harto sebagai Menteri Perdagangan. Mereka adalah teman akrab dan sering makan siang bersama bergantian di kantor Gubernur DKI dan kantor Menteri Perdagangan.

Dari situ saya mendengar bahwa Pak Ali Sadikin, Pak Mitro, Pak Muhammad Jusuf, dan Pak Ibnu Sutowo (Direktur Utama Pertamina) membentuk suatu kelompok perkawanan dalam pemerintah. Mereka memiliki pandangan yang sama mengenai keinginan Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri secara ekonomi dan ingin menegakkan ekonomi kerakyatan, meskipun berasal dari aliran politik yang berbeda.

Pak Ali Sadikin berasal dari tentara profesional (Angkatan Laut) dan dekat dengan Bung Karno, sementara Pak Mitro dikenal sebagai kelompok anti Soekarno. Sementara Pak Muhammad Jusuf dan Pak Ibnu Sutowo berasal dari TNI dengan latar belakang politik yang berbeda. Meskipun berbeda aliran, mereka menjadi sahabat karena memiliki orientasi yang sama, yaitu Indonesia yang kuat, Indonesia yang berdiri di atas kaki kita sendiri.

Sumber: https://prabowosubianto.com/letnan-jenderal-kko-purn-ali-sadikin/

Source link