Kepemimpinan Mayor Jenderal TNI (Purn) I Ketut Wirdhana

by -63 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Saya mengenal Pak Ketut Wirdana saat beliau menjadi komandan Brigade saya, yaitu Komandan Brigade Infanteri 17/KOSTRAD dengan pangkat Kolonel. Beliau lulusan Akmil tahun 1966 dan mantan Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 502, salah satu Batalyon terbaik TNI. Beliau terkenal sebagai seorang yang sangat dekat dengan para prajuritnya.

Seperti komandan lapangan pada umumnya, beliau memiliki sikap yang percaya diri, santai, humoris, tidak terlalu formal, dan akrab dengan anak buahnya. Saya ingat suatu saat beliau berkunjung ke batalyon saya di Cilodong tepat pukul 12.00 WIB siang.

Kami berbincang-bincang di kantor saya hingga waktu apel siang pukul 13.45 WIB tiba dan tetap berjalan normal. Namun, saat pukul 14.00 WIB, beliau melihat lapangan dan menyaksikan tidak ada pasukan yang melakukan apel siang. Beliau pun bertanya apakah kompi saya tidak melaksanakan apel siang.

Saya menjelaskan bahwa saya membebaskan apel siang untuk para prajurit dengan mempertimbangkan bahwa mereka sudah melakukan kegiatan fisik seperti latihan cross country, latihan taktik, dan latihan menembak. Setelah membantah alasan-alasan tersebut, saya menjelaskan bahwa keputusan saya tersebut bertujuan untuk memberikan waktu dan tindakan yang efisien kepada para prajurit, termasuk memberikan kesempatan bagi mereka untuk istirahat.

Meskipun begitu, saya menekankan kepada beliau bahwa pukul 15.50 WIB, pasukan saya akan melakukan kegiatan sore yang beragam. Dan pada saat itu, semua lapangan batalyon sudah penuh dengan prajurit yang melaksanakan kegiatan masing-masing.

Saya juga menjelaskan bahwa dengan memberikan waktu tambahan kepada prajurit, mereka dapat kembali segar, stamina mereka pulih, dan mereka akan semakin giat menjalankan latihan. Hampir setiap kejuaraan, batalyon saya selalu menang, begitu juga dalam setiap operasi.

Berdasarkan pengalaman saya, seorang prajurit pasukan tempur tidak suka melakukan hal-hal yang bertele-tele. Mereka menginginkan efisiensi waktu dan tenaga dan tidak suka komandan berbicara terlalu lama.

Pak Ketut puas dengan penjelasan saya dan membiarkan saya melanjutkan kebijakan mengizinkan pasukan saya untuk memiliki lebih banyak waktu untuk kebutuhan pribadi mereka. Ia mendukung saya sepenuhnya karena telah mengerti alasan di balik keputusan yang saya ambil.

Saya sangat terkesan dengan Pak Ketut karena beliau merupakan komandan yang bijaksana, bersedia mendengar penjelasan, dan mengayomi anak buahnya. Beliau memang sangat memahami kebijakan yang diambil untuk kebaikan para prajurit.

Walaupun saya sering mendapat celaan dan kritik dari banyak orang, saya bersyukur selalu dilindungi oleh komandan-komandan yang baik, salah satunya adalah Pak Ketut.

Sumber: https://prabowosubianto.com/kepemimpinan-mayor-jenderal-tni-purn-i-ketut-wirdhana/

Source link